Merawat Ponsel Basah

Musim hujan tiba. Terkadang kita tetap harus melakukan komunikasi dengan ponsel meski di bawah guyuran hujan atau gerimis. Bisa saja kita sudah berada di tempat yang aman, tapi tiba-tiba ponsel “melompat” jatuh dari saku atau tas ke kubangan air atau wastafel. Lebih parah lagi, ponsel kita menyelam dalam lumpur. Wah, bagaimana nih mengatasinya?

Jika musibah seperti itu terjadi, jangan panik. Yang patut diingat, jangan mencoba menghidupkan ponsel (jika langsung mati setelah terkena air atau lumpur). Berikut beberapa tips untuk mengatasi hal tersebut.

Bersihkan
Ponsel Anda terjatuh ke dalam lumpur? Mungkin menambahkannya dengan guyuran air lagi terasa mengerikan, namun kepalang basah, memang hal itulah yang harus Anda lakukan.
Baca lebih lanjut

Media Sosial Masih Aplikasi Favorit

Kebutuhan masyarakat untuk bersosialisasi melalui aplikasi di ponsel cerdas ternyata sangat tinggi. Gambaran ini setidaknya terlihat melalui hasil jajak pendapat Yahoo! Tech Life yang berlangsung sejak 25 November 2011.

Dari 9.937 suara yang masuk, 3.477 suara atau 35 persen memilih media sosial sebagai aplikasi yang paling sering mereka gunakan. Ini tak mengherankan. Sebagaimana diberitakan CodeNameTech, Indonesia memang merupakan negeri yang menggunakan Facebook pada posisi terbesar kedua setelah Amerika Serikat dengan jumlah hampir 41 juta.
Baca lebih lanjut

Pengguna Smartphone Meningkat, Begitu Pun Malware

Meningkatnya penggunaan smartphone dan tablet membuat para penjahat dunia maya mengalihkan target serangan. Banyak resiko yang dihadapi seperti malware mobile dan kehilangan data.Menurut Gartner, perusahan riset di bidang TI, penjualan smartphone akan melibihi 461 juta pada akhir tahun. Jumlah tersebut diprediksi melebihi pengiriman PC. Bahkan penjualan smartphoen dan tablet jika digabungkan angkanya 44% lebih besar dibanding pasar PC pada 2011.

Ledakan jumlah pengguna ini menarik perhatian penjahat dunia maya. Dan hasilnya terdapat pertumbuhan signifikan dari jumlah malware ponsel. Mulai dari malware yang hanya ingin mempermalukan penggunanya, malware yang sudah bersifat kriminal, yakni memanipulasi tagihan tarif premium, hingga malware yang mencuri informasi.

“Kecenderungannya data-data yang dicuri kemudian dijual di komunitas bawah tanah,” ujar Raymond Goh, Director System Engineering Asia South Region Symantec, kemarin (15/12/2011) di Grand Indonesia, Jakarta.
Baca lebih lanjut

Hacking Adalah Kreativitas Tanpa Komputer

Banyak yang beranggapan bahwa seni meretas atau hacking identik dengan penggunaan komputer. Bagaimana tidak? Film-film bernuansa teknologi seperti The Social Network dan Hackers menunjukkan proses hacking yang selazimnya dilakukan para ahli dengan menggunakan komputer sebagai media meretas. Pendiri IDC Indonesia, Johar Alam Rangkuti, punya sudut pandang lain dalam melihat hacking.

Saat tim Yahoo! Indonesia mengunjungi kantor IDC Indonesia pada Selasa, 20 Desember 2011 lalu, Johar bercerita mengenai pertama kali dia mendapat inspirasi hacking, “Kisah hacking saya pertama adalah sekitar tahun 1977, saat pertama kali mendapatkan komputer Radio Shack TRS-80 Model 1. Tapi bukan dengan komputer itu saya melakukan hacking.”
Baca lebih lanjut

Pilih Tablet atau Notebook?

Konsep komputer telah berubah. Jika dulu kita membayangkan sebuah komputer merupakan produk berdesain kotak yang terkesan kaku dan dilengkapi keyboard, lain halnya sekarang. Komputer muncul dalam berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk tablet yang mengandalkan layar sentuh tanpa bantuan papan ketik.

Meningkatnya popularitas tablet PC tersebut kini malah dituding sebagai salah satu penyebab melambatnya pertumbuhan penjualan notebook dan netbook. Padahal, rata-rata vendor dan media memosisikan komputer tablet ini sebagai komputer kedua, sebagai pelengkap laptop atau notebook.

Tapi di sisi konsumen, sering muncul kebingungan antara membeli tablet PC atau notebook. Ditambah gencarnya aksi penjual yang mempromosikan barang dagangannya, seringkali konsumen kurang puas akibat salah membeli.
Baca lebih lanjut

Kamera Smartphone Lebih Favorit daripada Kamera Digital

Lebih simpel dan hadirnya fitur-fitur terbaru yang didukung dengan akses langsung ke jejaring sosial membuat smartphone dan kamera yang terdapat di dalamnya semakin diminati.

Sebuah survei yang dilakukan oleh NPD yang dilansir oleh intomobile.com menunjukkan hasil bahwa pengambilan foto menggunakan kamera smartphone telah meningkat dari 17% menjadi 27% pada tahun ini, sedangkan total penggunaan kamera digital untuk pengambilan foto telah merosot dari angka 52% ke 44%.

Secara tidak langsung hal ini mengindikasikan pengguna smartphone lebih memilih menggunakan kamera pada smartphone mereka untuk mengabadikan atau mengambil sebuah gambar, daripada menggunakan kamera digital lagi.

Baca lebih lanjut

Atasi Masalah Baterai pada Smartphone

Sebuah smartphone kini tidak hanya menjadi simbol status sosial seseorang, tetapi menjadi salah satu perangkat yang menunjang aktivitas sehari-hari. Tidak hanya untuk masalah kerja atau bisnis, tapi juga untuk berbagai keperluan bagi semua kalangan.

Dengan segala kecanggihannya, ponsel pintar ini sering kehabisan daya dalam waktu satu hari. Ini akan diperparah jika Anda sedang menggunakannya untuk keperluan yang cukup intensif. Jika mengalami masalah yang sama dengan ponsel pintar, Anda dapat menggunakan beberapa aksesoris yang berguna untuk mengisi baterai smartphone saat sedang di jalan.

Berikut ada tiga aksesoris yang bisa menjadi jawaban akan kebutuhan ekstra Anda tersebut, yakni baterai gendong (extended battery), charger mobil, dan multicharger.
Baca lebih lanjut

Wi-Fi, Si Pemakan Energi Baterai

Setelah menyalakan gadget untuk menangkap sinyal wi-fi di ruang publik, tak lama kemudian Anda malah mengeluh karena perangkat yang Anda gunakan memberikan tanda bahwa baterai di dalamnya berkurang dalam jumlah yang besar. Padahal gadget yang Anda pakai digadang sebagai perangkat dengan teknologi terbaru, juga pernah diulas dengan hasil positif oleh para ahli teknologi.

Tidak ada yang salah dengan gadget yang Anda miliki, karena kenyataannya untuk menangkap sinyal wi-fi memang membutuhkan banyak energi bagi perangkat penangkapnya, sebut saja ponsel cerdas, laptop, dan tablet.

Kanal Wireless/Networking di About menjelaskan mengapa wi-fi begitu kuat menarik energi perangkat yang Anda gunakan. Kekuatan sinyal wi-fi diberi satuan decibel millwatts (dBm) saat mengirimkan data ke perangkat yang berfungsi sebagai penerima. Jaringan wi-fi dengan dBm yang tinggi cenderung memiliki cakupan sinyal yang luas. Konsekuensinya, hal ini membutuhkan lebih banyak energi ketimbang wi-fi dengan dBm yang rendah.

Baca lebih lanjut